JAMBI, Lajuberita.id – Ketua LKPMI Provinsi Jambi, Dedi Yansi meminta Pemerintah Kota Jambi harus mengambil langkah tegas agar polemik yang terjadi di tengah warga Aur Kenali, Kecamatan Penyengat Rendah, segera berakhir.
Menurutnya, permasalahan yang dialami warga Aur Kenali amat mudah diselesaikan apabila Pemkot Jambi benar benar memihak kepada warganya.
“Seharusnya konflik yang terjadi pada warga Aur Kenali bisa diselesaikan, semua ada di tangan Pemkot Jambi. Jika berpihak kepada masyarakat maka Wali Kota Maulana tinggal memanggil pihak PT SAS serta perintahkan agar mengurungkan niatnya untuk membangun stockpile batu bara di Aur Kenali,” ungkap Dedi Yansi.
Dedi mengatakan, apabila Pemkot Jambi tetap saja tarik ulur tanpa menentukan sikapnya seperti saat ini, dirinya memprediksi akan terjadi lagi aksi warga Aur Kenali yang lebih besar.
“Saya melihat tidak ada ketegasan pada Wali Kota Jambi Maulana dalam menyelesaikan konflik ini, ini terlihat dari penyampaian Maulana di pemberitaan yang mengatakan perizinan pembangunan stockpile batu bara PT SAS telah ada sebelum ditetapkannya Perda RTRW Kota Jambi 2024-2044. Dari sini kita bisa melihat, Pak Maulana tidak akan menolak keberadaan stockpile batu bara PT SAS di Aur Kenali,” ucapnya.
“Selain itu, saya lihat Wali Kota Maulana juga tidak menanggapi tuntutan warga Aur Kenali pada aksi unjuk rasa hari Minggu kemarin, yakni meminta PT SAS untuk menghentikan aktivitas penimbunan rawa karena akan berdampak langsung pada permukiman mereka. Yang saya baca di media pak Maulana hanya membahas tentang perizinan PT SAS,” sambung Dedi.
Lebih lanjut, dirinya menyarankan kepada Pemerintah Kota Jambi agar bisa sejalan dengan DPRD Kota Jambi yang dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap keberadaan stockpile batu bara milik PT SAS di Aur Kenali.
“Saya sangat mengapresiasi pernyataan tegas Ketua DPRD Kota Jambi Kemas Faried yang pasang badan untuk warga Aur Kenali untuk bersama menolak pembangunan stockpile batu bara PT SAS. Nah harusnya Pemkot Jambi juga berpihak kepada warganya bukan pengusaha tambang,” tutupnya.
Sementara dari pihak PT SAS belum ada tanggapan hingga berita ini ditayangkan. (red)
Sumber : pemayung.id