Review Lengkap The Accountant: Cerita Pembunuh Profesional Berkedok Akuntan

Review Lengkap The Accountant: Cerita Pembunuh Profesional Berkedok Akuntan
Review Lengkap The Accountant: Cerita Pembunuh Profesional Berkedok Akuntan. Foto: Istimewa

FILM, Lajuberita.id – Ada banyak alasan orang nonton film aksi, Gaes. Kadang karena ingin kabur sebentar dari rutinitas, kadang karena ingin melihat ledakan dan pertarungan tangan kosong, kadang juga karena penasaran dengan tokoh misterius yang kelihatannya “pendiam tapi mematikan”. Dan ketika saya nonton film The Accountant, semua harapan itu seolah bertemu dalam satu paket lengkap—tenang, dingin, namun meledak tiba-tiba.

Film ini tidak sekadar menjual aksi. Ia membangun karakter utama yang penuh luka, penuh logika, tapi juga penuh kontradiksi. Itulah yang membuat pengalaman menontonnya terasa… berbeda. Bukan thriller biasa.

Bacaan Lainnya

Tentang Filmnya: Akuntan yang Tidak Sesederhana Namanya

Christian Wolff (Ben Affleck) hanya terlihat seperti akuntan rumahan. Padahal ia adalah jenius matematika dengan kondisi autism spectrum yang sejak kecil ditempa oleh ayahnya—seorang tentara garis keras. Bayangkan anak yang kesulitan bersosialisasi, tapi dipaksa belajar bela diri, taktik bertempur, serta dilatih memproses stres ekstrem. Gabungkan ini dengan otak matematika yang mampu mengurai anomali finansial dalam hitungan menit.

Hasilnya? Seorang pria yang bisa:

menghitung kerugian ratusan juta dolar hanya dengan melihat buku kas lusuh, dan

menembak musuh dengan akurasi militer profesional.

Kontras inilah yang membuat The Accountant punya identitas unik. Ia bukan John Wick. Ia bukan Sherlock Holmes. Ia adalah gabungan keduanya.

Pengalaman Menonton: Tenang di Permukaan, Rusuh di Dalam

Saat nonton film ini, suasana yang terasa pertama kali adalah kesunyian. Christian hampir tidak banyak berbicara. Cara dia menatap, cara dia mengatur barang, cara dia mengatur ritme hidup… semuanya presisi. Semuanya terukur.

Tapi setiap kali film masuk ke masa lalu, luka-luka emosional itu muncul lagi. Kita melihat potongan kehidupan Christian kecil yang dihantui rasa berbeda, rasa tidak diterima, dan tekanan dari ayahnya yang percaya bahwa dunia kejam, sehingga anaknya harus lebih kuat dari siapapun.

Dari sini, saya merasa The Accountant bukan sekadar aksi. Ia bicara tentang bagaimana masa kecil bisa membentuk manusia menjadi dua hal sekaligus: sangat kuat… dan sangat rapuh.

Bagian Aksi: Tidak Banyak, Tapi Tepat Sasaran

Yang saya suka dari film ini adalah aksinya yang tidak berlebihan. Setiap tembakan terasa realistis. Tidak ada 50 orang ditembak dalam satu menit. Setiap pertempuran memiliki ritme lambat-cepat yang dikontrol dengan baik.

Ben Affleck memerankan karakter ini dengan gaya dingin dan minim ekspresi, namun justru itu yang membuat setiap gerakannya terasa berbahaya. Ketika dia mengambil senjata, cara dia melangkah, cara dia mengarahkan laras… semuanya berbicara bahwa ia telah melalui ribuan latihan dan pengalaman hidup-death.

Di tengah film, ketika Christian bekerja untuk memecahkan kejanggalan keuangan sebuah perusahaan, saya sadar: inilah bagian paling seru sebenarnya. Bukan aksinya—tapi otaknya. Aksi hanyalah bonus.

Drama dan Misteri: Lapisan yang Tidak Terduga

Ada beberapa twist di film ini, terutama yang melibatkan:

hubungan Christian dengan keluarganya,

masa lalunya yang perlahan terungkap, dan

siapa musuh sebenarnya.

Salah satu bagian yang paling berkesan bagi saya adalah bagaimana film memperlakukan kondisi mental Christian. Tidak dilebihkan, tidak dibuat sebagai gimmick. Justru dijadikan kekuatan yang penuh sisi gelap dan terang.

Ketika di tengah perjalanan nonton film ini, saya mulai merasakan bahwa The Accountant punya pesan tersirat: bahwa tidak semua orang dengan “perbedaan” harus dipandang sebagai “cacat”. Kadang, perbedaan itulah yang membuat mereka istimewa—dan mampu bertahan dalam dunia yang keras.

Akhir yang Memuaskan: Tenang tapi Menghantam

Tanpa memberi spoiler penuh, saya hanya bisa bilang bahwa bagian akhir film ini terasa seperti simpul yang akhirnya menemukan tempatnya. Aksi terakhirnya intens, tapi tetap realistis. Emosinya pelan tapi menusuk.

Setelah kredit muncul, saya duduk sebentar. Bukan karena bingung. Tapi karena film ini memberi semacam kesan sunyi yang lama hilang. Rasanya seperti baru selesai membaca buku harian seseorang yang hidupnya penuh badai namun tetap berjalan.

Kesimpulan: Thriller yang Punya Jiwa

Nonton film The Accountant memberi pengalaman yang tidak hanya soal peluru dan angka. Film ini membuat kita bertanya-tanya tentang masa kecil, trauma, dan betapa manusia bisa tumbuh menjadi sesuatu yang tidak terduga ketika ditempa oleh keadaan.

Film ini cocok untuk:

penonton yang suka thriller cerdas,

penggemar karakter dingin tapi kompleks,

dan mereka yang suka plot dengan lapisan emosional tersembunyi.

Dan yang terpenting, ini adalah film yang terasa lebih “hidup” ketika dipahami, bukan hanya ditonton.

Pada akhirnya, ketika saya selesai nonton film ini, ada satu hal yang menempel: bahwa kadang, orang paling pendiam di ruangan adalah orang yang paling banyak menyimpan cerita… dan luka.

Cara nonton film gratis sub indo

Lalu bagaimana cara nonton film ini. Gampang. Buka browser, ketik yandex.com atau duckduckgo.com, setelah terbuka situs pencarian yandex atau duckduckgo, ketik “nonton film The accountant sub indo”. Tinggal pilih website mana yang mau diakses. (don)

Sumber : koranjambi.com

Pos terkait